Pagi-pagi setelah sarapan, sambil menunggu jam 9, kami foto-foto narsis dulu di kamar hotel. Pemandangan jendela kamarnya di kejauhan sedikit Singapore Flyer dan Marina Bay Sand, ya lumayan lah...

Singapore Flyernya tidak jelas dan Marina Bay Sand ketutup sama kepala....


Setelah sarapan kemudian dijemput, rute pertama tentu saja taman Merlion. Ngambil foto sama mak nya Merlion, anak nya Merlion, Esplanade, dan Marina Bay Sand. Nanti hasilnya akan dibandingin sama foto yang lama dan dicari 10 perbedaan.

Perbedaan pertama, gedung-gedung yang di foto ini yang di belakang dulunya nggak ada... Kedua, objek fotonya dulu gendut sekarang kurus yang berangsur gendut lagi, ketiga dan seterusnya nanti dicari lagi...





Foto bertujuh....


Rasanya para ibu-ibu baru foto-foto sebentar dan memori kamera belum penuh, kami udah dipanggil untuk lanjut ke destinasi berikutnya, ke Singapore flyer yang tidak ditujukan untuk yang takut ketinggian. Bianglala yang ini pake ruangan terkunci yang muternya super pelan. Satu ruangan katanya bisa berisi 28 orang dan bakal muter selama kurang lebih setengah jam. Kami dapat nomor ruangan 24, sementara ada juga yang khusus untuk VIP di mana di dalamnya ada meja makannya. Mungkin kalau aku diajak makan malam di ruang VIP tersebut oleh seorang pangeran berkuda putih, aku bakal bener-bener nggak pulang lagi ke Palembang.



Yang itu di bawah, sirkuit F1 ya...


Pas si bianglala sudah mau sampe garis finish setelah satu putaran, sebagai orang teknik... Mr. AR penasaran nyari di mana dan gimana sensor buka pintunya, lagi sibuk mikir, pas sudah sampe... tiba-tiba datang si mbak bukain pintu dari luar secara manual.... hehe... penonton kecewa...

Selanjutnya masih arena di ketinggian, kali ini ke Sky Park, Marina Bay Sand. Ke atas naik lift menuju ke lantai 56, lift naiknya ngebut, kira-kira 1 menit udah nyampe, kuping rasanya berdenging saking cepatnya kayak naik pesawat. Setelah sampai di atas, pemandangannya Hotel Fullerton, Merlion, Esplanade, Singapore Flyer dan lain-lain.

Yang ngambil foto salah fokus...


Langit Singapura mendung...


Selanjutnya ke China Town, yang namanya ibu-ibu pasti keluar naluri belanjanya. Berhubung naik mobil jadi nggak masalah kalau bawaan banyak. Coba naik MRT pasti nyerah jalan kaki bawa-bawa barang belanjaan. BTW aku juga ngerasa beda hari itu kemana-mana lewat atas dengan mobil, biasanya kan kalau jalan di Singapura naik turun MRT. Nah jadwal naik turun MRT tanpa dijemput mobil itu bakalan terjadi besok, jadi siap-siap counterpain dan jangan sampai belanja belanja lagi supaya bawaan nggak berat.







Makan siang di restoran gaya Korea. Makannya udah kayak orang kelaparan seminggu nggak makan. Kan biasanya kerja cuma duduk, kali ini tenaga terkuras lama nggak jalan, jadi butuh energi dan cepat lapar.



Habis makan, seperti biasa kami lelet, ngobrol tidak karuan dulu, si petugas nggak suka, tanpa sungkan-sungkan dengan Bahasa Mandarin dia ngomong yang kami tebak, kalau sudah makan silahkan keluar, soalnya dia mau beres-beres. Yang ngerti omongannya cuma Mrs. DW tapi kami tentu saja tau maksudnya, okeh... kami keluar dan berjanji nggak bakal balik lagi ke sana. Pantes banyak yang bilang orang Indonesia sopan, nih contohnya satu yang nggak sopan...

Selanjutnya ke tempat yang unyu-unyu banget, Jurong Bird Park. Ngeliat pinguin dulu, baru sadar pinguin juga adalah salah satu jenis burung. Mau foto aja susah banget, si pinguin nggak mau diam, di kasih bokong terus sama si pinguin, gambarnya jadi banyak yang blur.





Lanjut keliling Jurong Bird Park naik trem, sepanjang jalan di kasih rekaman suara penjelasan setiap tempat yang dilewat, serasa di film Jurrasic Park. Kemudian perhentian selanjutnya adalah burung Lori. Burung Lori warnanya cantik, dan mereka sangat jinak, dikasih makan mereka pada mendekat semua, rasanya pengen ngantongi satu untuk dibawa pulang...



Selanjutnya mau naik trem lagi ke perhentian berikutnya. Sambil duduk menunggu , kami didatangi satu burung kecil entah jenis apa. Burung yang satu ini pede nggak terbang, dia jalan pelan-pelan sambil mendekati kami, mungkin dia sudah terlatih, dimana ada manusia pasti di kasih makan.

Si dedek jalan-jalan sendiri....


Ketemu si penyu yang mungkin tersesat di taman burung...




Pertunjukan burungnya selesai.


Kemudian malamnya sempat ke Bugis, borong apa saja yang terlihat. Sebelum pulang makan malam dulu, setelah menemani Mrs.YL borong parfum, baru balik ke hotel. Di kamar sudah lapar lagi, untung bawa pop mi dan untung di kamar ada air panas. Dasar aku katro tombolnya bukannya disentuh, malah dipencet kuat-kuat, sampe airnya nggak mau berenti dan mejanya jadi banjir, hehe... untung ada Mrs.YL, dan untung handuk banyak, bisa jadi lap untuk mengeringkan...

Lanjut Part 3, kembali Part 1...

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...