Untuk menuju ke Kuala Lumpur, kami harus naik bis dari Johor Bahru melalui Terminal Larkin, tapi sebelum ke sana kami harus ke Terminal Queen Street dulu. Kali ini aku sudah sangat yakin dimana posisi Terminal Queen Street dari Aplikasi Waze, setelah mendapatkan pengalaman tersesat beberapa kali kemarin. Karena kami belum membeli tiket, maka kami harus cepat. Takut nanti di imigrasi kelamaan dan kalau tidak sampai ke Kuala Lumpur hari ini, kami bisa ketinggalan pesawat ke Phuket besok. Jika tidak jadi ke Phuket, maka itu artinya kacau balaulah dunia persilatan...

Pagi-pagi setelah sarapan kami check out dan mulai kembali menggeret koper. Tenaga sudah pulih, kaki sudah diolesi counterpain dan batere sudah penuh. Menuju ke Terminal Queen Street, baru dua kali belok dan menemui lampu merah di samping Bugis Junction, DP sadar tempat itulah ketika kami menelpon hotel untuk menanyakan posisi hotelnya. Jaraknya ternyata dekat sekali, sementara kami jalan tidak karuan mutar sana mutar sini mengelilingi Bugis seperti orang gila.... *pingsan*.... Ya okelah, bye bye... lupakan Singapura, kami lanjut ke destinasi berikutnya....

Sampai di Terminal Queen Street kami antri untuk membeli karcis dan naik bis menuju Terminal Larkin. Begitu disiplinnya orang Singapura, ketika aku lelet karena ngurusin geret koper untuk naik ke bis, bapak-bapak di belakangku tidak mendahului dan tetap mempersilahkan aku duluan untuk naik ke bis, yah sebenarnya aku bisa lebih respek lagi jika dia bantuin bawa koperku, tapi memang orang Singapura selain disiplin juga mandiri... sehingga artinya aku juga harus mandiri bawa koperku sendiri... *kaki kegencet roda koper lagi*

Perjalanan menuju perbatasan Singapura dan Johor Bahru ditempuh kurang lebih satu jam. Sampai di imigrasi si koper mulai merepotkan untuk naik turun eskalator.... Untunglah ada tulisan bahwa yang bawa koper bisa lewat lift. Sampai di Imigrasi antrian tidak terlalu lama dan kami keluar dari Singapura untuk naik bis lagi untuk menyeberang ke Johor bahru, karena kami transit maka tinggal tunjukkan tiketnya tanpa bayar lagi.

Imigrasi Malaysia antriannya panjang, tapi masih bisa ditoleransilah, tidak seperti masuk dari Batam kemarin, gedungnya luas dan atapnya tinggi. Setelah urusan imigrasi selesai kami bergegas turun mencari bis transit. Tapi emang sudah nasib kami selalu nyasar, kami jalan entah kemana dan tidak ketemu bis yang kami cari, naik turun bolak-balik beberapa kali, baru dapat bis yang akan mengantar kami ke Terminal Larkin.

Sesampainya di Terminal Larkin kami mulai diserbu penjual tiket, tapi semua kami abaikan dan masuk ke gedung terminal. Kami beli sim card dulu, kali ini aku beli dua, satu untuk bb satu untuk android karena kartu di sini tidak semahal di Singapura, sayang sekali aku lupa berapa harganya, Digi untuk android dan Maxis untuk bb. Si penjual juga orang Indonesia dan dia bilang semua kartu sudah aktif dan tidak perlu beli paket data apapun. Dia juga menawarkan tiket ke Kuala Lumpur dengan harga bagus, kalau tidak salah 35 MYR, ya sudah kami terima.

Pas bis mau jalan, ada yang ngasih tau kalau bis transit dulu sebentar di Seremban. Cewek di belakangku langsung marah-marah, bilang kalau dia ditipu dan sudah bayar mahal kenapa masih ke Seremban, dia mengumpat-ngumpat dan memaki-maki yang kalau kutulis tinggal ****, dia juga minta uangnya dikembalikan. Nih cewek kayaknya belum ke Indonesia deh.... baru gini aja sudah ribut. Setelah beberapa umpatan dan makian yang dicuekin aja sama orang-orang, akhirnya tuh cewek diam dan bis akhirnya jalan.

Kira-kira 4 jam perjalanan diisi dengan bengong, sopir masang musik India yang sama sekali tidak kusepakati untuk kudengar. DP duduknya jauh di belakang, akhirnya aku cuma bisa ngedengerin musik lewat earphone sendiri untuk mengisi waktu. BB tidak bisa buka apapun karena sepertinya cewek yang jual kartu tadi salah. Harus beli paket bb dulu baru bisa aktif. Browsing-browsing akhirnya dapat info beli paket di *100# baru bisa aktif paket bbnya.

Sampe di Seremban cuma stop sebentar menurunkan penumpang kemudian lanjut lagi menuju KL, sampai di KL masih siang dan aku berencana jalan ke KLCC sorenya karena masih sempat. Kami stop di terminal baru dan berdasarkan pengalaman kemarin kami memutuskan naik taxi dari sana. Bisa sih murah kalau ke KL Sentral tapi aku sudah tidak tahan membayangkan kami turun naik monorail bawa koper dan nyari hotel seperti pengalaman di Singapura.

Hotelnya di Bukit Bintang, karena pembangunan MRT jalannya jadi sedikit sempit. Sampai di Hotel Royal Palm Lodge, kami terpaksa naik tangga, karena hotelnya kecil dan ada di lantai 2. Ternyata saudara-saudara hotelnya mengecewakan, masa katanya kamarnya penuh dan kami kemudian ditransfer ke hotel lain. Katanya yang hotel pengganti itu malah ada breakfastnya. Tapiiii.... ternyata hotelnya sangat tidak sesuai seharga yang kami bayar karena itu Guest House. Jaraknya emang dekat, tapi geret koper tetap lumayan repot, saking menyebalkannya namanya tidak bisa kuingat, tempatnya seperti rumah, catnya banyak terkelupas, lembab, TVnya tidak bisa hidup, air panasnya terlalu panas, dan kasurnya tidak enak. Untuk review Agoda jelas semua uneg-unegku akan kutulis di kolom komentarnya, untung kami hanya semalam di hotel ini. Untuk hotel berikutnya di KL sekembalinya kami dari Phuket, tadi tidak sengaja telah kami lewati dan sepertinya lebih baik dari yang kami tempati sekarang.

Istirahat sebentar, kami keluar. Sempat cicip-cicip jajanan sekitar Bukit Bintang yang banyak makanan halalnya. Kami juga sempat ke Hotel Alor Boutique untuk memastikan kamar kami empat hari lagi available. Naik monorail terus lanjut LRT ke KLCC. Sama bosannya di sini, tapi DP kan baru pertama kali, jadi aku harus temani dia dulu. Sepertinya aku baru semangat dalam perjalanan ini kalau sudah di Phuket besok.

Familiar dengan gedung ini


Tongsis sudah mulai rusak baut tongkatnya


Ada penjaga yang teriak kalau ada yang berdiri ditengah-tengah air mancur...


Masuk KLCC kami nyari makan, tapi sebelumnya ke Sephora dulu beli eye liner. Belinya dua, tidak satu karena nggak ada jualannya di Palembang, tidak tiga karena lumayan mahal.... haha... Ternyata buat aku bahagia itu sederhana, cukup berhasil beli eye liner dan baguslah moodku hari itu. Mau makan, Food court nya ada di lantai 4, kali ini aku pesan nasi lemak dan teh tarik, sama seperti di Singapura, ini adalah makan siang sekaligus makan malam bagi kami...

Linner or Dunch...


Pura-puranya nyobain mesinnya buat top up kartu....


Pemandangan di depan stasiun LRT Dang Wangi


Pulang ke hotel beres-beres, sebagian isi koper kami masukkan ke tas lipat sehingga kira-kira kalau ditimbang koper kami berdua beratnya 25 kg, sisanya terpaksa dibawa diluar. Awas deh kalau udah balik dari Phuket, kami akan balas dendam, shopping habis-habisan karena jatah bagasi kami sudah dibeli, total 40 kg untuk pulang ke Palembang, kira-kira cukup kalau mau beli beberapa baju dan borong sepatu atau sandal di Vinci....

video youtube

Lanjut Part 4

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...