Selamat tinggal Phuket, hari ini kami kembali ke Kuala Lumpur. Sebelum pulang sempat ngunjungi Uma di kiosnya untuk pamit dan mengucapkan terimakasih atas turnya yang asyik, juga pamitan sama bapak "temen kuliahku" pemilik restoran halal dekat hotel. Gaya kami serasa banyak yang bakal kangen kami pulang, hahaha....

Pesan taxi sama resepsionis jam 10 pagi ke bandara, kali ini untuk koper strateginya masih sama, dua koper disiapkan kira-kira seberat 25 kg totalnya, sisa bawaan ditaruh tas lain dan terpaksa ditenteng bawa ke kabin. Sepanjang perjalanan ke bandara ngeliat pemandangan indah pantai-pantai yang kami lewati. Mungkin kalau ada nasib aku bisa kembali lagi ke sini dan bisa ke Phi Phi Island.

Di bandara kelaparan jadi beli mini donat di Dunkin, sekalian ngabisin uang Bath kecil. Luar biasa deh aku, di Singapura bisa nahan diri sehingga lebih uang 150 Dollar bisa ditukar buat nambahin Bath, sekarang sisa Seribu lebih Bath nanti akan ditukar buat nambahin Ringgit. Nah di Malaysia nanti baru bisa habis-habisan...

Bye bye Phuket...


Di pesawat kali ini kami pesan makan, biasa... nasi lemak yang rasanya sudah terkenal enak. Mau pesan gado-gado masih nggak bisa, apalagi pempek.... Diperjalanan ibu-ibu disebelahku batuk-batuk hebat, kasihan deh kayaknya tenggorokannya benar-benar gatal. Si DP baik hati bagi-bagi fisherman friend yang dibelinya di toko obat di Phuket, benar-benar membantu dan si ibu sangat berterima kasih sama DP.

Yang biasa naik Air Asia, pasti tau menu ini


Sampai di KLIA 2, gempor jalan kaki karena kami turun di gate yang jauh dari terminal utama, ngelewatin sky bridge dan ke wc dulu, kira-kira setengah jam baru sampai imigrasi. Inilah yang aku suka kalau masuk Malaysia lewat bandara, ramaiiiii dan lamaaa... emang sih tidak separah antrian imigrasi masuk Singapura lewat Batam kemarin-kemarin, tapi aku sudah menetapkan diri bahwa aku benci antri di imigrasi. Ngambil bagasi sudah tidak karuan lagi karena kelamaan di imigrasi, conveyor belt untuk ngambil bagasi pesawat kami digabung sama pesawat yang mengangkut jemaah umroh, untung koper kami akhirnya bisa ditemukan walau sempat deg-degan takut hilang.

Pesan taksi entah kenapa dapat sopir yang tua lagi.... ongkosnya 70 MYR dan kami diantar sampai Bukit Bintang menuju hotel Alor Boutique. Kamarnya juga sempit seperti hotel kami di Singapura, tapi nyaman dan fasilitasnya juga lengkap, pemandangan dari jendela hotel luar biasa ramai. Karena sudah ketagihan bakso ikan di depan hotel, kami jadi beli lagi saat keluar untuk cari makan malam. Dua tahun lalu aku pengen makan nan tandoori, nah inilah saatnya mewujudkannya. Jalannya melewati Hotel Putra Bintang yang sempat kukunjungi 2 tahun lalu, masihkah Bang Akim kerja di sana.... hehehe... Lupakan Bang Akim sekarang mana nan tandoori yang kupengen itu, DP ikut-ikutan pesan makanan seperti aku, tapi kemudian kami kecewa... nggak enak dan... yah sudahlah.... mungkin ada nan tandoori di tempat lain yang enak, kami saja yang sial malam itu. Nan tandoori kucoret dari list makanan yang kukira kusukai.

Nan Tandooriku yang tidak kusukai...


Jalan-jalan malam muter di Bukit Bintang


Lanjut Part 8

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...