Nah kalau ada puncak acara pada suatu kegiatan, hari inilah puncak acara dari seluruh kegiatan kami. Biasanya kan kalau habis puncak acara, para tamu dipersilahkan makan kemudian pulang.... *mulai ngelantur*... Oke sampai dimana tadi, jadi hari ini kami akan ke James Bond Island..... hahaha...

Batu nancap di laut itu memang sudah jadi incaran tempat yang harus kukunjungi suatu hari nanti, syukurlah hari ini tercapai. Walau filmnya sudah lama sekali, tapi tempatnya masih terkenal sampai sekarang dan benar-benar jadi magnet bagi turis.

Jam 8 pagi, sudah ada supir yang menjemput kami. Supirnya nggak banyak ngomong karena sepertinya kurang bisa berbahasa Inggris. Di mini van yang menjemput kami sudah ada keluarga bule cakep, ayah ibu sama anak gadisnya yang sudah menunggu kami. Kemudian mobil jalan lagi dan menjemput satu rombongan keluarga lagi, kali ini muka mereka agak kelatin-latinan. Kalau dinilai dari muka kayak orang-orang Brazil kali ya *sok analisis asal*.... ada ayah, ibu satu anak cowok kecil beserta dua cowok paruh baya kira-kira berumur 30an... *sok analisis umur*... Kemudian ke hotel keren menjemput pasangan bule suami istri yang sudah agak berumur dan terakhir kami sempat nyasar ke hotel yang pemandangannya indah sekali sebelum menjemput pasangan bule dari Jerman yang aku yakin sekali belum menikah *sok analisis status*... Jadi rombongan dalam mobil itu kita sebut saja, 2 cewek Indonesia, 3 bule sekeluarga yang cakep, 3 orang keluarga latin, sama 2 cowok 30 an, 2 bule suami istri dan 2 bule pacaran... haha... apa sih... Ini jadi kayak awal perkenalan tokoh di film-film trailer yang pemainnya satu demi satu dimakan buaya, atau ikan paus atau sejenisnya... *berdoa kami baik-baik saja sampai akhir film*

Nyasar di hotel orang yang pemandangannya kece...


Sampai di dermaga kami menunggu lagi mini van lain yang penumpangnya bakal sekapal sama kami. Rombongan makin ramai dengan munculnya keluarga Asia dengan beberapa anak kecil, keluarga India dengan satu anak cowok kecil yang manis, satu keluarga India lagi yang mukanya nggak seperti orang India dengan anak cowok yang agak besar, beberapa cowok-cowok yang entah berapa orangnya yang nggak keitung, beberapa orang entah darimana nggak kedeteksi karena nggak kedengaran mereka ngomong, satu cewek Afrika dan rasanya sudah semua,.... Tuh kan keliatan betapa kepo nya orang Indonesia itu.... Tapi prinsip DP sih kalau kepo harus maksimal, nggak boleh setengah-setengah.... Yang enaknya lagi, kepo di sana kami bebas ngomong tanpa takut mereka tersinggung karena mereka jelas nggak ngerti kami ngomong apa... 2 bule yang pacaran itu sebenarnya cowoknya cakep tapi ceweknya agresif, yang paling menyenangkan ibu dari keluarga India yang mukanya nggak kayak orang India yang anak cowoknya sudah besar, dia ramah dan hobi ngobrol dengan kami. Sementara keluarga India lainnya, bapak si anak cowok kecil cenderung kasar sama anaknya sendiri.... Sekian perkenalan isi kapal kami...

Sebelum berangkat, kami diberitahu untuk memakai sunblock, karena di laut nanti super panas.... Kami juga lagi-lagi saltum, karena orang-orang lainnya berpakaian tempur siap nyebur ke laut, sementara kami berpakaian seperti mau ke mall dan kucing takut air. Inilah perbedaan turis yang emang nyari petualangan sama turis narsis seperti kami yang hanya mementingkan foto. Bisa-bisa nanti sampai di James Bond Island dan sudah dapat fotonya kami minta pulang, tapi sayang.... acara utama selalu terakhir sehingga kami "terpaksa" ikut semua acara tanpa bisa protes...

Untuk grup kami, dikasih gelang dari benang berwarna orange sebagai penanda. Tanda apakah ini, jika kami hilang atau tenggelam *amit-amit* apakah gelang ini akan menyelamatkan kami... *mikir konyol*. Jalan kaki menuju kapal lumayan jauh, ini aja sudah panas, kulit yang sudah item tambah jadi gosong.... orang-orang pada beli plastik untuk melindungi handphone mereka jika kecebur. Sementara kami kebingungan karena, selain handphone yang jumlahnya tidak satu, masih ada dompet, kamera, powerbank yang seharusnya bawaan ini bisa kami minimalisir dengan simpan di hotel. Untung kemudian ada penyewaan tas tahan air seharga 100 THB untuk kami bawa sehingga tas bisa ditinggal di kapal.

Kami naik di lantai 2 dan diminta memakai pelampung. Selain kami ada guide cowok lokal dengan kacamata hitam dan cewek lokal yang ngurusin konsumsi. Awak-awak lain ada di bawah, serta ada beberapa ibu-ibu yang masak, beberapa memakai kerudung. Belum apa-apa si Uma sudah ngucapin "Have fun..." di Line untuk kami. Kapal ini menyediakan makanan halal yang emang sudah dikasih tahu sama si Uma, pemiliknya muslim, cuma si Uma kemarin ngawur dengan menyarankan kami memakai celana pendek dalam perjalanan ini.... *ngemplang si Uma*

Kapal mulai jalan, semakin lama semakin menjauh dari daratan, pemandangannya luar biasa. Coba deh tiap hari lihat yang kayak gini, mungkin aku bakal betah di rumah.... Nggak tau ya gimana dengan Raja Ampat mungkin kurang lebih kayak gini juga kali ya.... laut yang dikelilingi pulau-pulau kecil alami dengan tebing-tebing berwarna hijau tosca. Sepanjang perjalanan, di kapal kami disuguhi buah jeruk, pisang dan biskuit. Juga air minum tak terbatas, termasuk minuman ringan seperti Coca cola dan Fanta. Cowok guide ngasih tau kalau perjalanan pertama kali adalah canoeing menyusuri gua. Satu canoe isinya 2 atau bisa 3 dengan satu pendayung. Kami tidak bisa berenang, dan mendapatkan pendayung abege ramah, tengil yang agak jahil namanya Goferi. Perjalanan menyusuri gua seram.... jadi ingat salah satu episode My Trip My Adventure.... guanya gelap dan bau, cahaya penerangan hanya dari pendayung yang memakai penerangan khusus di kepala mereka, penghuni gua tentu saja kerabatnya si Batman, si Goferi udah tau kami nggak bisa berenang sering goyangin canoe untuk buat kami makin cemas. Banyak stalaktit dan stalakmit dengan bentuk bermacam-macam, kami juga harus duduk berbaring begitu melewati tempat yang rendah. Canoe nya banyak jadi resiko tabrakan pasti ada, nggak kebayang kalau aku kecebur di situ... siapa yang nanti bakal nemuin.... *berdoa komat-kamit....* Suasananya ribut, orang-orang pada ngobrol seru, ada yang jahil nyiram-nyiram air sampai kena aku dan airnya masuk ke mulut saudara-saudara... ih nggak banget deh... air laut yang bau entah kandungannya apa saja itu rasanya super asam, cuma nggak bisa ku keluarkan lagi di sana, takut kualat kenapa-kenapa, terpaksa kutahan dan baru kumur-kumur begitu sampai kembali ke kapal. Jadi kalau ditanya apakah aku pernah menelan "air kotoran kelelawar" sepertinya jawabanku adalah pernah...

Pemandangannya super keren...


MTMA di gua...


Setelah menyusuri gua, adrenalin agak naik dan kami mengalami "canoe lag" jadi agak-agak menenangkan diri dulu kemudian. Berhubung sudah siang, guide ngasih tau saatnya makan.... lauknya enak, ada ayam, kentang, dan lain-lain... sayang supnya asam... kayaknya tom yam nanggung gitu. Kami dikasih tau giliran pertama makan adalah wanita dan anak-anak, tapi si bapak India yang anaknya kecil udah ngambil duluan sebelum si guide ngasih tau, alasannya sih untuk istri sama anaknya.... waduh kasihan istrinya jadi malu. Habis makan sudah dikasih tau, kami harus memasukkan sisa makanan ke tong sampah dan piringnya masuk ke wadah khusus, luar biasa emang mereka-mereka yang sekapal sama kami, tahu aturan dan tertib. Di meja aja, mana ada kulit pisang atau gelas habis minum, semua bersih.

Makan siang halal di kapal, makannya banyak....


Karena lupa baca brosur dan nama tempat-tempatnya sulit diingat, jadi kami tidak tahu perjalanan berikutnya. Kurang lebih satu jam kemudian, kami sampai destinasi berikutnya, lagi-lagi pake canoe dan aku mempertimbangkan tidak mau ikut karena agak jera. Tapi guide cewek di kapal yang ngurus makanan (lupa nanya namanya siapa) bilang ikutlah pemandangannya bagus, kami jadi terpaksa ikut daripada lama nunggu di kapal. Canoeing yang kedua pendayungnya masih sama, jadi ketemu si Goferi lagi. Baru mau turun, si Goferi udah teriak ke orang-orang di kapal yang lagi nunggu kalau  dua cewek dari Indonesia adalah penumpangnya.

Perjalanan kedua bukan gua, tapi pemandangan terbuka tebing-tebing dengan berbagai macam bentuk. Perjalanannya lebih panjang menuju daratan kecil dimana peserta tur boleh berenang di laut. Kali ini kami melewati batu nancap yang lebih besar, mirip di James Bond Island. Goferi banyak omong, tapi begitu kami ajak ngomong balik dia banyak nggak nyambung dan bilang dia nggak terlalu bisa Bahasa Inggris. Dia nanya berapa umur DP, begitu dijawab dia bilang umur DP sama seperti saudaranya, tapi dia nyebut saudaranya itu "brother me" yang membuat DP harus jadi guru Bahasa Inggris dulu untuk memperbaiki bahasanya si Goferi...

Batu James Bond KW 1


Sama si "brother me", Goferi....


Sampai di daratan yang entah namanya apa, orang-orang pada berenang, bule-bule langsung berbikini ria dan kami cuma duduk-duduk bengong. Nggak mau basah tapi terpaksa basah saat naik turun canoe. Setelah para bule puas berenang kami kembali ke kapal dan menuju destinasi utama.... James Bond Island.

Untuk menuju ke sana, kapal nggak boleh merapat karena tempatnya sempit. Maka kami dipindah ke long tail boat dengan mesin yang suaranya kuat seperti di film Bangkok Dangerousnya Nicolas Cage. Long tail boatnya lama merapat ke pulau karena nunggu antrian bersama long tail boat lain yang jumlahnya sangat banyak. Luar biasa deh entah darimana orang-orang ini muncul di tempat yang terpencil seperti ini, Efek marketing dari sebuah film terkenal, memang luar biasa. James Bond Island aslinya bernama Khao Phing Kan... (bener nggak ya).... gara-gara film itu beberapa puluh tahun lalu, makanya sekarang namanya diubah.

Akhirnya sampai juga, dan di pulau kecil itu, orang yang berkunjung luar biasa banyaknya. Dari berbagai macam bentuk dan bahasa, tumplek jadi satu. Mau ngambil foto aja susahnya setengah mati supaya dapat foto sendirian tanpa ada orang lain yang ikut kefoto. Dari semua foto, hanya satu dua yang bisa sendirian tanpa ada kaki, atau tangan orang lain yang ikut.

Mahal dan sengsara demi ini


Di sana banyak orang yang jualan suvenir, tapi Masya Allah, harganya berlipat-lipat, kami sampai dikejar-kejar si penjual setelah iseng nawar tapi emang nggak minat beli. Waktu di sana cuma sebentar, hanya 45 menit. Nggak puas rasanya, tapi mau bagaimana lagi, nanti antrian long tail boatnya pasti lama lagi, daripada kami ditinggal. Sudah repot banyak orang, si DP kembali rewel kalau foto, backgroundnya harus oke, sudah gedung-gedung di belakang Merlion nggak boleh kepotong, kali ini aku harus ngambil foto dengan daun di samping tulisan Khao Phing Kan juga harus utuh, seperti dia ngambil fotoku.

Tuh daun penting, jadi harus di foto...


Setelah waktu habis, kami antri untuk pindah ke long tail boat kemudian lanjut kembali ke kapal. Hari sudah sore dan ini adalah perjalanan terakhir. Menuju ke dermaga makan waktu kurang lebih 2 jam. Diperjalanan pulang, guide bersuit manggil sea eagle yang kemudian pada terbang mengikuti kami. Tapi cuma sebentar, selanjutnya mereka capek dan nyerah nggak ngikutin lagi. Di tengah jalan kapal pake acara mogok lagi, kami diminta menunggu 10 menit untuk ngecek kapal. Bengong lagi nunggu, ada kapal lain yang lebih besar penuh dengan bule dengan music yang terdengar adalah lagu macarena stop sebentar hanya untuk memberi waktu mereka ngeledekin kami, okey kami kalah... hanya bisa senyum-senyum. Untung tak lama kemudian kapal bisa jalan lagi, dan untuk mengisi waktu para bule di kapal kami pada tidur.

Kembali ke daratan kami naik ke mobil yang sama dengan supir yang sama juga seperti yang menjemput. Isi mobilnya juga tetap sama. Perjalanan darat kurang lebih sejam lagi, sampai di Patong sudah hampir malam kalau tidak macet, tapi karena macet, sampainya jadi malam. Pertama ngantar pasangan bule pacaran dulu, kemudian bule suami istri. Sampai di Patong seluruh penumpang kecuali kami turun di Bangla Road, kami yang terakhir turun di depan lorong menuju The Belle Resort.

Capek, tapi harus nyari makan malam. Habis mandi dan sholat kami keluar lagi demi DP yang ngidam fried rice with pineapple thai style yang kemarin dilihatnya di restoran yang kami lewati dan memasang tanda halal. Yo wes jadi kami ke sana, dan aku memesan nasi goreng ayam yang ayamnya disuwir ngumpet diantara nasi.

Nasi goreng lauk bawang bakung..


Baliknya masih belum puas beli pancake lagi, mumpung masih di Phuket. Kalau sudah besok, kami sudah aman kalau soal makan, karena di KL banyak makanan halal di sekitar hotel di Bukit Bintang.

video youtube

Lanjut Part 7

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...