Pagi pagi kami check out, di resepsionis ketemu Mrs. Roweina lagi dan dia bilang kalau semalam si mantan tamu itu mau balik lagi karena masih ada yang ketinggalan. Untung mereka tidak mengizinkan karena dia sudah check out, dan tanggung sendiri kalau teledor meninggalkan barang di kamar.

Kami juga ketemu ibu yang dimaksud kemarin yang katanya bisa Bahasa Indonesia... Oh ternyata Ii tersebut pernah tinggal di Lampung. Dia juga ramah, trus bilang kalau sekarang banyak yang ditolak masuk Shen Zhen karena usia di bawah 50 tahun. Kalau diatas 50 tahun baru boleh masuk, mungkin mereka takut banyak yang jadi pekerja di sana jadi nggak mau pulang. Trus gimana sekarang... Kami sudah memesan Muslim hotel di Shen Zhen... Kalau emang nggak bisa masuk, ya sudah... hangus. Kami tetap jadi memesan hotel untuk cadangan malam ini. Mrs. Roweina bilang kalau memang kami menginap lagi, uang titipan koper akan dikembalikan. Syukurlah mereka baik, ramah dan mau menolong. Lain kali kalau ke Hong Kong lagi aku masih mau tinggal di sini.

Koper ditinggal, kami hanya bawa tas kecil ke Shen Zhen. Maunya sebenarnya cuma ke Windows of the World. Semoga kami beruntung. Mau naik MTR beli dulu kartu octopus seharga 150 HKD dengan deposit 50 HKD yang bisa ditukar di bandara. Semua uang Pataca ku tukar ke Dollar Hong Kong, karena uang Macau tak bisa dipakai di Hong Kong.

Kartu Octopusku


Kami menuju ke stasiun MTR Lo Wu. Naik jalur merah menuju Tsuen Wang terus ganti jalur hijau ke Mong Kok kemudian ganti lagi ke Kowloon Tong jalur biru ke arah Lo Wu, bukan Lok Ma Chau... Karena ujungnya ada dua stasiun. Perjalanan lumayan lama... Kira-kira sejam baru sampai di Lo Wu. Suasananya membingungkan... sudah tau ngurus VOA di lantai 2, tapi di mana. Lagi sibuk nyari jalan, sebelum masuk Imigrasi Hong Kong untuk keluar, aku dicegat cewek yang mau survey mengenai program wisata di Hong Kong... Ada apa dengan mukaku, terlalu baikkah atau mudah dimintai tolong buat jadi nara sumber tugas sekolah, dan sekarang survey. Yah karena udah kepalang, okelah aku mau. Dari sekian banyak pertanyaan, aku yakin aku menjawab no sekitar 80 persen... Haha kasihan mereka kalau sudah analisis data. Jawabanku tidak bagus hasilnya dan mungkin bisa dibuang. Habis survey dia ngasih tau jalan untuk foreigner menuju imigrasi.

Keluar Hong Kong kami ketemu cowok Indonesia yang kerja di Shen Zhen dan baik hati ngasih tau jalan mengurus VOA. Sesuai seperti yang diceritakan orang-orang. Cukup ambil nomor antrian, isi formulir dan siapkan uang 168 CNY.

Lumayan lama nunggunya... Ada beberapa turis dari Eropa di sebelah kami. Juga beberapa orang Indonesia yang akan bekerja di China. Aku berharap bisa mendapatkan VOA tersebut. Kami kan hanya satu malam, bukti booking hotel dan tiket pulang beberapa hari lagi dari Hong Kong juga kusiapkan. Sebelum kami ada satu cewek bule cerewet menggunakan Bahasa Mandarin yang entah apa masalahnya ribut di loket no 3... Kasihan si petugasnya yang juga cewek. Urutan pengurusannya adalah masukkan formulir di loket 3, trus bayar di loket 4 dan ambil paspornya di loket 5.

Kemudian tibalah giliran kami... Prosesnya sangattt cepat. Si petugas cewek di loket 3 mengambil formulir dan nomor antrian kemudian mengembalikan paspor kami sambil berkata "Indonesian paspor can't go to ShenZhen, go back to Hong Kong". Woww kaget sekali, tapi kami hanya satu malam di sini kataku, belum sempat menunjukkan bukti booking hotel dan pesawat pulang, si petugas memencet nomor antrian berikutnya.... Selesaiii

Rasanya mau marah... Tapi mau bagaimana lagi, kalau bersikeras nanti kenapa kenapa lagi. Okeh... Sepertinya aku sekarang ada di pihak si bule cerewet tadi... Walaupun aku tau sipetugas hanyalah pelaksana, itu sudah kebijakan pemerintah mereka. Jadi untuk yang baca blog ini, infonya VOA Shen Zhen tidak bisa untuk paspor Indonesia per Desember 2017, entah nanti kalau peraturannya diubah lagi.

Kecewa, bete itu pasti. Mau balik ke Hong Kong juga bingung lewat mana. Pas mau balik ke jalan masuk tadi dicegat petugas tua dan galak dengan bahasa yang tidak kami mengerti nyuruh ke antrian 24 kalau tidak salah yang tulisannya special lane. Lah kami kan mau balik bukan mau masuk. Maka nanyalah kami ke petugas imigrasi lain yang lebih muda, dia nyuruh kami nunggu dan duduk sementara dia ngambil paspor kami. Apalagi ini.. Kalau paspor kami dibawa kemana trus bagaimana kami pulang, karena kami protes, si petugas trus bilang, "Yes i know you wanna go back to Hong Kong". Ya sudah tidak ada pilihan kami menunggu sesuai petunjuk dia, walau masih was was karena dia ngambil paspor kami trus paspor kami dibawa kemana. Aku berusaha mengingat mukanya kalau ada apa apa. Inikah rasanya ditolak di negara orang... *rasanya sama seperti kalau ditolak cinta... haha* bete, kesal, seharusnya dibuatkan prosedur yang jelas untuk orang-orang yang ditolak untuk balik lagi ke Hong Kong.

Untunglah akhirnya si petugas balik lagi ngasih paspor kami, tapiiii dia tidak ngasih tau lewat mana jalan ke luar. Kami malah disuruh petugas lain lagi untuk scan sidik jari di mesinnya seperti orang-orang lain yang mau masuk ke Shen Zhen. Tuh kan nggak jelas lagi, akhirnya aku cari petugas yang agak muda dan mukanya kelihatan baik, trus ngomong pelan-pelan "We can't go to China, can you show us the way go back to Hong kong". Dia lalu menunjuk jalan tempat kami masuk tadi yang disuruh ke lane 24. Bingung lagi.. tadi ditolak di sana sama petugas yang tua... ya sudahlah kalaupun ditolak lagi kami bisa ngomong kalau disuruh ke situ. Sampai di sana bener kan si petugas bapak tua ribut ngoceh apa lagi nggak boleh kami lewat. Ah capekk.. Alangkah baiknya kalo untuk yang jaga seperti di sana, ditugaskan petugas yang walau cerewet tapi bisa bahasa Inggris, bule yang disebelah kami juga disemprot dan dia bilang "I don't Understand!" ke si bapak tua. Paspor kami diambil sama si bapak, kemudian di scan di komputernya, kemudiannnn... baru kami boleh lewat... Alamakkk... ngemeng dong kek dari tadi kalau kami boleh lewat setelah scan paspor ke lane yang dia maksud tadi... Lelahnya...  *sandaran ke dinding*

Setelah drama menyedihkan tadi, kami masuk lagi ke Hong Kong... Petugasnya nggak neko neko dan sebentar saja kami sudah naik MTR lagi menuju Tsim Sha Tsui setelah memberi tau Mrs. Roweina kami ditolak di Shen Zhen dan bakal nginap di Cosmic Guest House lagi. Untung ada dia, kalau nggak, seandainya semua hotel penuh, kami terpaksa tidur di masjid, kan nggak lucu...

Hong Kong kami datang lagiiii. Semua uang Yuan kutukar ke Dollar Hong Kong, ambil sisi positifnya saja, uang untuk beli oleh-oleh nambah dan waktu explore di Hong Kong juga lebih lama. Walau masih nyesek karena buang buang waktu dan kartu octopusku terdebet sampai 80 Dollar.

Balik lagi ke Hotel, kami disambut Mrs. Roweina dengan senyuman, kemudian kami pindah kamar masih dengan dua bed dan jendela tapi di lantai 14. Nggak mau rugi kami berencana akan ke Garden of Stars sampai dapat. Tapi makan dulu... makan siang sekaligus makan malam. Kali ini ke Ziafat, dari brosurnya ada di Harirela mansion di seberang Mirador Mansion kalau tidak salah lantai 6. Ternyata di sana salah satu pegawainya dari Nusa Tenggara Barat. Mbaknya juga baik dan ramah... makanannya nggak jauh-jauh dari Nasi Briyani. Selesai makan kalau kemarin ke stasiun MTR yang di East Tsim Sha Tsui exit P1 lewat jalan bawah stasiun, kali ini pake GPS dan lewat jalan biasa dari atas, masih nyasar-nyasar juga walau akhirnya ketemu. Maunya sih ke Avenue of Stars, tapi  katanya lagi diperbaiki, ya sudah kalau begitu... ke penggantinya, Garden of Stars saja tidak apa-apa.

Saia sama Anita Mui


Bruce Lee


Ini siapa?


Nyempil di pojokan foto


Cap tangan para pesohor


Cap tangan Jackie Chan


Yang ini entah siapa, Jet Lee kah!


Banyak sekali cap tangannya


Ngambil foto ini sambil menahan dingin


Itu karikatur Abang Chow Yun Fat dan Stephen Chow


Pulangnya turun pake lift menuju stasiun MTR, bener tembusnya ke exit P1 ternyata, seharusnya kemarin kami jangan keluar exit P1 tapi naik lift menuju level paling atas. Menuju ke hotel, kami jalan kaki melewati stasiun Tsim Sha Tsui.

video youtube

Lanjut part 6, kembali ke part 4

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...