Dari jadwal yang sebelumnya sudah ku susun, seharusnya mengunjungi The Peak baru besok. Tapi karena diberi anugrah waktu lebih banyak di Hong Kong, maka diganti jadi hari ini. Lagipula besok Minggu, takutnya rame, tapi setelah mikir lagi... kan hari ini Sabtu, dan sepertinya bakal rame juga... ya udah.. terserahlah... dihajar saja.

Naik MTR jalur merah ke central, karena saldo octopus sudah berkurang banyak jadi aku ngisi lagi 100 HKD. Rencananya kalau bisa hari ini ke The Peak dan ke Disneyland. Di Disneyland aku hanya berminat foto dengan gerbangnya, karena untuk masuk tiketnya terlalu mahal dan kami tidak membawa anak kecil. Di Central keluar exit J2 menuju ke Peak Tram, pertunjuk arahnya sangat jelas, diikuti saja. Melewati taman, menyeberang jalan, melihat tram di Pulau Hong Kong yang lewat, jalan agak mendaki, kemudian sampailah ke sebuah gedung yang sudah ramai oleh orang-orang yang ingin naik tram khusus ke The Peak. Kami memutuskan akan pulang pergi naik tram, karena malas mau mikir lagi lewat mana kalau naik bis. Kemudian ke Sky Terrace, tidak ke Madame Tussauds karena aku sudah pernah waktu di Singapura.

Liburan tahun baru baru terasa di sini. Seperti antri mau naik cable car menuju genting atau antri imigrasi mau masuk Singapura dari Batam, waktu di Macau kemarin-kemarin sih belum terasa antriannya, karena tempat-tempat yang kudatangi di Macau cenderung lebih sepi kecuali saat menuju Ruin of St.Paul Church. Antrian mau beli tiket Peak Tramnya luar biasa. Loket ada di sebuah sudut. Untuk antri ke sana harus melewati jalan, saking kalau antriannya sangat panjang. Ada dua jalur, satu untuk yang baru mau beli tiket, dan satunya sepertinya untuk yang sudah punya tiket. Kami harus antri dua kali untuk beli tiket. Antri pertama di bawah jembatan fly over untuk menyeberang jalan dan antri kedua setelah menyeberang jalan menuju ke loketnya. Waktu ngantrinya luar biasa,.... hampir dua jam rasanya. Ha ha ha... kalau sudah dapat kartu untuk menyeberang jalan, kita seolah-olah main game antri dan masuk ke level selanjutnya.

Saat antri ketemu orang-orang dengan berbagai kebangsaan. Dibelakangku bule, didepanku China karena saat aku ajak ngomong jawabannya "Wo pu ce tau", di depannya lagi rombongan beberapa orang dengan dua anak kecil yang sangat heboh bercerita tapi menggunakan bahasa isyarat. Pas sampe di area antri yang seperti maze ketemu keluarga Indonesia, ibu, ayah dan dua anaknya. Sempat cerita sedikit sedikit dari mana asal usul dan sudah kemana saja, akhir obrolan karena antrian semakin maju dan kami tidak berdekatan lagi, si ibu ngajak kami ngelompat ke antrian mereka, tapi kutolak soalnya aku nggak enak sama orang yang antri di belakangnya. Antrinya masih lanjut... *tarik nafas...*

Ini penampakan antrian di bawah jembatan


Untuk Peak Tram PP ditambah Sky Terrace harganya 90 HKD


Dapat kartu ini kalau sudah antrian paling depan untuk menyeberang jalan


Jika tidak mau ke sky terrace, harganya dikurangi 45 HKD, karena aku mau puas foto-foto, maka aku tidak keberatan bayar lagi. Tiket Madame Tussauds beda lagi harganya. Setelah menyeberang jalan, kami antri lagi untuk menuju loket tiket. Antri kali ini lebih pendek dan sebentar, setelah dapat tiket bergabung ke orang-orang untuk naik tram nya, ini pun di bagi dua kali giliran. Tramnya datang beberapa menit sekali, sekali mengangkut bisa banyak orang.

Kartu Peak Tram dan Sky Terrace


Tramnya baru datang


Saat tramnya datang, orang-orang pada sibuk merekam video termasuk orang yang lagi nulis ini. Norak norak deh, biarin. Pas naik tram ada yang ngomong kemiringannya bisa sampai 30 derajat, tapi aku merasa ada saat yang paling curam bisa mencapai 45 derajat... Oh My God... ngeriiii.... lebih ekstrim dari naik cable car ke Genting, tapi nikmati saja... nanti pas pulang kan jalannya mundur, jadi aku tidak perlu langsung lihat ke bawah. Tak lama kemudian sampailah kami ke The Peak.... hore... ini adalah destinasi utama kami selama di Hong Kong.

Eskalator di The Peak


Tempatnya tidak terlalu luas seperti bayanganku, kita harus naik sampai ke lantai paling atas dan berikan tiketnya ke petugas untuk masuk ke sky terrace. Suasananya rame, mau nyari pinggiran pagar teras untuk foto tanpa ada orang lain itu syusah... Pokoknya aku nggak mau pulang sampai dapat banyak foto foto yang bagus, bikin insta story, foto versi kacamata hitam, belum lagi foto titipan orang pake tulisan-tulisan... si a bakal ke sini, si b dan keluarga akan ke sini.... belum lagi tulisan ucapan ulang tahun untuk yang pas ulang tahun hari itu... *alay detected*...

Bagus ya pemandangannya


Hong Kong dengan gedung-gedung tingginya diantara laut


Versi seluruh badan


Versi apa lagi ini...


Versi "Say I Love You at The Peak"


Ini gedungnya dari luar


Sepertinya kalau mau lanjut ke Disneyland tidak sempat, mungkin itulah sebabnya kami ditakdirkan tidak dapat VOA Shen Zhen agar bisa mengunjungi tempat-tempat di Hong Kong yang memang sudah direncanakan dari awal. Kalau ke Shen Zhen kemungkinan nanti tidak ke Disneyland... terus tidak kemana lagi misalnya. Pulangnya sempat foto-foto di luar gedung The Peak baru kemudian antri lagi untuk naik peak tram.

Lihat deh pemadangangan di luar yang garis gedung-gedung tidak sejajar dengan garis jendela.


Hore ada tiang lagi *hobi foto sama tiang*


Pulang ke hotel mengejar siang supaya sempat sholat jamak Zuhur dan Ashar. Makannya seperti biasa dirapel makan siang dan makan malam kali ini di Ziafat lagi. Kami sudah semakin kenal sama mbak yang dari Nusa Tenggara Barat. Saat makan mi samyang yang terlalu pedas untuk sarapan, aku biasanya mengurangi bumbunya, tapi jadinya tanpa rasa. Untuk itulah aku kemudian minta garam sedikit di Ziafat sama mbaknya... *nggak tau malu...*

Saat naik MTR aku banyak melihat para orang tua membawa tas menggunakan alat khusus seperti apa ya namanya, (nggak difoto)... pokoknya kalau tas mereka atau belanjaan mereka ditaruh, jadi seperti bawa koper yang digeret. Trus satu kebiasaan mereka yang membuat aku malu. Saat di toilet umum, di Palembang biasanya aku (dan juga orang-orang lain sih) antrinya dengan langsung berdiri di depan pintu toilet yang dipilih, tidak peduli datang belakangan, kalau kebetulan pemakai sebelumnya sudah selesai duluan ya jadi duluan. Kalau di sana mereka antri berbaris rapi sebelum pintu toilet yang pertama, sehingga benar benar "first in first out", sementara aku sudah kepalang duluan berdiri aneh sendirian di depan satu pintu toilet, untung aku memang duluan dan untung pintu yang kutunggu langsung terbuka, jadi aku malunya tidak lama-lama. Btw toilet di sana tanpa semprotan pembersih, cuma ada flush wc dan tissu dan bagiku itu sama sekali tidak tuntas. Aku masih pake tissu basah atau tissu kering yang dibasahi. Untung saja di Cosmic Guest House ada semprotan, jadi ketidaktuntasan itu kuselesaikan di sana... ha ha...

Btw hari ini kami pindah kamar lagi di lantai 14 *kucing beranak mode on* setelah semalam tidur di kamar yang di pesan darurat karena gagal ke Shen Zhen. Sebelumnya paginya resepsionis yang lain datang ke kamar kami ngasih tau kamar kami masih disiapkan, dan kalau kami sudah check out untuk pindah kamar, koper dan kuncinya ditinggal saja dan nanti mereka yang pindahkan. Kamar kami yang baru, double bed dan Alhamdulillah area lantai kosongnya pas bisa menghadap kiblat, walau tanpa jendela dan kemungkinan tidak bisa melihat kembang api pas tahun baru kalau kami di kamar saja.

video youtube

Lanjut part 7, kembali part 5

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...